Di kawasan yang mirip2 Kuta di bali ini memang plek tumplek dengan turis kulit putih. Entah kenapa saya nggak ketemu tuh turis Indonesia, apa memang sayanya aja yang nggak nemu.
Selain beragam kelebihan kali lima dengan aneka rupa jualan, di tempat ini juga digelar bar-bar kaki lima(nanti ah ceritanya soal yang ini).
Di wilayah sepanjang jalan yang seharusnya dibebaskan dari kendaraan bermotor, meski sering satu dua masih lewat diantara penuh sesak manusia, banyak banget penjual makanan. Dari mulai padthai, duren, mangga campur ketan, pancake ala Thai, cumi asin bakar, nasi campur, pisang goreng, sampai serangga goreng! Semua dijajakan dengan gerobak dorong, lokasi mereka nggak mangkal, tetapi mondar mandir dari ujung pindah sekitar tiga meter, kalau lebih dari 15 menit nggak ada yang beli pindah lagi sedikit. Begitulah. Soal harga antara 20 bath sampai 50 bath tergantung makanan yang dijual. Masalah kebersihan, berdoa ajalah, buktinya para bule itu pada beli dan makan dengan lahap tanpa takut sakit perut. Saya sendiri selama di sana sering makan padthainya dan lumpia isi sayur yang dijual 10 bath, sambel lumpianya itu lho eunak banget, asem-asem manis dengan sedikit pedesss.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar