Selasa, 17 Maret 2009

Tuntas Juga Halong Bay

Ya akhirnya tuntas juga perjalanan di Halong Bay, jam 12.00 kapal sudah merapat, menumpahkan semua penumpangnya. Yah kalau dipikir-pikir dengan 33 US dollar murah banget ya bisa jalan-jalan naik kapal plus makan 4x ditambah naik kayak 45 menit, plus berenang bebas juga kamar yang resik dan tidur nyenyak. Satu perjalanan yang menyenangkan dengan biaya murah belum lagi melihat stalagnit yang memukau. Bagi saya murah lho, ya kalau dalam penyelenggaraannya kurang-kurang dikit pa boleh buatlah namanya juga tur ekonomis. Bagi yang bayar lebih sih kasian juga ya...Saran saya sebaiknya bila ingin tur di Halong Baynya langsung menghubungi travel penyelenggara jangan di travel-travel yang cuma mungut komisi doang.
Di pelabuhan saya dan rombongan sekapal bergabung dengan rombongan lain dipecah lagi dalam dua bis untuk mengantar kami ke hotel di Hanoi. Cukup lama juga menunggu jemputan yang datang, sebagian turis mengisi waktu sambil nongkrong dan minum bir, sebagian lagi asik ngobrol, ada yang main badminton. Eh ada yang ribut sama tukang semir sepatu, gara2 si tukang semir minta lebih dari biaya yang disepakati, karena katanya selain nyemir dia juga perbaiki sepatu dengan lemnya, padahal nggak disuruh. Ah, memang banyak banget yang reseh di Hanoi ini ya, tapi sepertinya hanya berlaku bagi mereka yang berkulit putih. Saya sendiri yang rada2 mirip mereka sama sekali nggak digubris!
Perjalanan ke Hanoi mobil saya penuh sesak, kasihan si guide nggak dapet tempat duduk, dia nempel diantara barang2, sekenanya. Sesusai makan siang, saya sarankan agar barang ditumpuk aja di depan pintu mobil, jadi dia bisa duduk, ternyata dia girang. Mungkin pikirnya ia ya...kok gue bego banget. Selamatlah dia dari dua jam yang melelahkan, karena bisa duduk normal.
Makan siang di restoran cukup enak dan banyak, ada ikan kukusnya enak banget, gue kenyang banget, lumayan buat modal di Hanoi he...he...he...he. Setibanya di Hanoi satu persatu turis dianter, memang nggak persis di depan hotelnya, cuma lumayanlah jalan sedikit yang penting nggak ngeluarin ongkos lagi. Bye...eh laporan hanoi belon tuntas lho masih ada cerita lain yang asyikkk punya, ikutin terus ya.

Makan Pagi di Halong Bay

Makan Pagi di perahu cukup menyenangkan, bisa ketemu roti dan minuman panas, meski yang disuguhi cuma segelas kecil teh tanpa gula. Selain itu ada telur ceplok dan selai serta mendega sebagai pengisi roti. Sebetulnya suguhannya sih biasa-biasa aja, cuma suasananya aja yang beda, karena ini merupakan makan terakhir saya di perahu dilindungi pemandangan yang serba indah. Sebentar lagi kapal bakalan tiba di pelabuhan terakhir, kami masih ada makan siang 1x lagi cuma nggak di kapal tapi di darat, di restoran jadi ya...ah sedihnya mau ninggalin Halong Bay yang cantik.

Halong Bay (sebelas)

Usai berkayak ria, akhirnya kami tiba di sebuah perkampungan terapung, di sana bagi yang berminat bisa tur melihat lokasi pengambilan gambar 007 si James Bond yang berjudul Nerver Dies (kalo nggak salah, nanti dikoreksi lagi kalo salah ya). Dengan perahu motor kecil bagi yang berminat silakan ikut bayarannya kudu nambah 40.000. Hanya sebagian aja yang berminat, yang lainnya milih leyeh2 di atas kapal. Saya ikutan, penasaran juga, kayak apa sih lokasinya. Caves Indochina bentuknya murip satu ruangan dipagari dinding batu cadas yang menjulang tinggi, nggak ada apa-apa di dalamnya, untuk masuk ke ruangan besar terbuka itu saja yang kelihatannya menarik karena melalui pintu gua yang dikejauhan kelihatan eksotis. Ya sarana itu dijual berkat si James Bond beraksi, kalo enggak sih yaaa...gitu deh.

Halong Bay (sebelas)

Saya sempat berenang di lautan yang airnya setenang air danau. Betul2 asyik, melompat dari kapal langsung byurrrr....seger buanget. Berenangnya memang nggak boleh jauh-jauh dari kapal jadi di seputaran kapal yang langsung dimanfaatkan saya dan para turis dengan ajang terjun bebas. Saran saya kalau rencana mau ke Halong Bay dan berenang, sebaiknya bawa pelampung, atau ban tiup sehingga bisa berlama-lama di air. Soalnya kalo enggak capek juga kaki ini mengimbangi agar tubuh tetap mengapung. Kalo ada pelampung atau ban kan enak tuh.

Minggu, 15 Maret 2009

Halong Bay (sepuluh)

Mau lihat kamar saya di perahu, apik deh, dan sangat bersih, apalagi kamar mandinya, bersih banget, airnya pun mengucur deras. WC nya, wc duduk yang super clean, seneng juga waktu lihat kamar tersebut, padahal kapal saya terbilang kapal kayu tua, mestinya sudah agak bobrok dan bau, tapi ini sedikit pun nggak ada bau apek atau bau apa pun, yang ada bau saya yang wangiiii...hi...hi...hi..di kamar disediakan tisu. Tempat tidurnya empuk, disediakan selimut tebal dan ada ac, pada saat itu nggak dinyalakan karena udara sedang sejuk jadi nggak perlu. Ketika kita membuka pintu langsung ketemu alam bebas, jadi keren buanget...Apalagi kalo pas bangun tidur buka pintu, wah...indah deh pokoknya.
Saya sarankan bagi mereka yang ingin berbulan madu tolong pertimbangkanlah tour ke Halong Bay ini, dijamin sukses beraaat.Yang nggak mau bulan madu jangan kecil hati, juga menyenangkan kok.

Halong Bay (sembilan)

Masih tentang Halong Bay yang cakeeepnya nggak ketulungan itu, saya muji-muji abis mungkin juga lantaran saya sangat tergila-gila pada suasana tenang, sunyi dan tentram ngali yeee. Jadi antara kebutuhan jiwa dan apa yang diperoleh di Halong Bay ini klop banget.
Ketika mau naik kayak, kapal berlabuh di perkam- pungan kecil di tengah laut juga atuh. Nah, disana ada beberapa rumah terapung yang ditinggali penduduk dan juga petugas-petugas penyewa kayak. Saya juga melihat beberapa sekolah dasar terapung dimana atapnya tertulis gede-gede nama sebuah bank di Vietnam yang terkenal. Pesan sponsor, dia tau banyak mata turis yang melotot di alam terbuka itu.
Di seputar wilayah itu banyak juga warung terapung, maksudnya perahu-perahu yang dikayuh perempuan-perempuan muda menawarkan bermacam dagangan. Ada buah-buahan, ada juga minuman, biskuit, kopi, teh pokoknya segala yang ada di warung dijual di sana. Mungkin terasi nggak ada kali ya. Ada juga perahu yang hanya menjual buah-buahan saja, seperti yang saya foto itu. Tetapi hati-hati kalau belanja di warung terapung, sebaiknya minta dulu barang yang kita beli, baru kasih uangnya. Saya lihat sendiri, seorang turis di kapal saya membeli bir sepuluh botol, uangnya dia kasih dulu. Bir diberikan di kantong plastik, lalu dia buru-buru menjauh, ternyata setelah dihitung bir nggak sampai 10 botol! Waktu diteriakin agar penjualnya kembali, wooo...boro-boro balik, nengok aja nggak mau...kaburrrrrr! Kalau sudah begitu good by my love.....he...he...he...

Halong Bay (delapan)

Wisata kayak itu adalah pengalaman seumur hidup saya yang paling menggetarkan batin, kereeeenn abisss, bagaimana saya berdua bersama salah seorang turis, dia asal Canada mengelilingi bukit-bukit batu sambil mendayung kayak. Saat itu matahari masih malu-malu bangit dari Timur, bias sinarnya terpantul di laut yang tenang, dibarengi dengan kabut tipis yang belum lagi menguap dari permukaan air. Dalam suasana hening yang terdengar cuma sauh kami berdua, saya berada di posisi depan. Sambil mendayung saya pun nggak putus-putusnya berdoa terima kasih buat kein- dahannya, dan juga doa agar kayak jangan sampai terbalik soalnya semua kamera saya juga dompet dan perlengkapan lainnya nggak dipakai pelindung plastik. kalau terbalik basahlah semua, dan data yang terekam sepanjang perjalanan bakalan lenyap tersapu air asih. yah gimana nggak ketakutan, seumur- umur baru kali itu naik kayak, kalo nggak salah kan perahu yang terbuat dari fiber itu gampang banget terbalik.Tapi ternyata setelah hampir satu jam kami mendayung, semua aman-aman saja. Terima kasih Tuhan!

Halong Bay (tujuh)

Saat Halong bay menjelang malam, duh Gusti! gimana yah ngungkap- innya, kayaknya semua koleksi perben- daharaan kata-kata nggak bakalan cukup untuk mengung- kapkan keindah- annya, keroman- tisannya. Sama kerennya ketika saya bangun jam 5.30 pagi lalu melihat keluar, wow...bulu kuduk saya berdiri mengagumi pemandangannya yang amat sangat menakjubkan, ditambah keheningan suasana, tak ada bunyi apapun selain suara angin dan sesekali kicau burung. Itu sebabnya mengapa sebaiknya menginap di kapal ketika berkunjung ke Halong Bay, agar romantisme pemandangan yang disuguhkan mampu terekam dengan sempurna. Ketika bermalam, kapal tetap berada di tengah laut, diantara bukit-bukit batu menonjol, ada beberapa kapal lainnya yang bergabung. Sepertinya seperti itulah keadaannya kapal akan berkumpul di satu lokasi agar bisa saling menjaga, nampaknya. Mohon maaf yang sebesar-besarnya kalau fotonya tak seindah pemandangan aslinya, saya berusaha tapi tetep aslinya lebih aduhai, nggak boong, suwerrrrr!

Halong Bay (enam)

Halong Bay itu memang betul-betul indah, menakjuban nggak putus-putusnya gue beroa dalam hati Terima kasih Tuhan gue bisa lihat ciptaanmu yang sangat-sangat indah ini. Keajaiban dunia yang memang pantes diperju- angkan untuk dilihat dengan mata kepala dan juga hati. Kalau mau kesini memang harus pilih-pilih waktu yang pas, jangan sampai pas musim dingin sehingga banyak kabut, lalu pemandangan menjadi abu-abu dan bukit-bukit batu yang menonjol dari permukaan laut nggak kelihatan sama sekali. Wah kalau sampai begitu ya nasib...kacian banget, itu artinya pesona Halong Bay sirna, mending ke Ancol aja atau ke Cilincing.

Halong Bay (lima)

Perjalanan di atas kapal ini betul-betul nyaman, nggak ada gelombang sedikit pun, bagai berlayar di atas es..syurrrr. Di tengah perjalanan yang menyenangkan, setelah lebih dari sejam berlayar, eh terasa kapal berbalik arah 180 derajat dari arah tujuan. Sepertinya akan kembali ke pelabuhan, wah..kenapa lagi...usut punya usut sesuai gosip para turis sepertinya kapal akan kembali untuk menjemput peserta lain. Ih...sebel pan buang waktu atuh...tetapi lima belas menit kemudian terasa kapal kembali berbalik ke arah semula, rupanya batal jemput Alhamdullillah.
Setelah makan siang tujuan adalah melihat stalagnit...itu tuh, gua yang memiliki fosil air yang terbentuk berjuta-juta tahun secara alami. Setelah kapal merapat kami berlompatan turun dan harus mendaki tangga untuk bisa masuk ke lokasi tujuan. Nggak seberapa berat pendakiannya, dan ketika masuk ke dalam gua...wow! luar biasa indah memandangan yang ditampilkan, meski warna-warna yang muncul adalah palsu, karena hasil sorotan lampu-lampu yang dibuat menjadi penuh warna. Good...good..bagus..bagus...pokoknya spektakulerlah.Keluar dari gua, rombongan sudah ditunggu kapal yang siap melaju kembali diantara Halong Bay yang indah banget.
Ah lupa ceritain, setelah perjalanan dari pelabuhan utama tadi, nggak lebih dari setengah jam perjalanan kita sudah bisa lihat keindahan Halong bay yang memikat, bagaimana buki-bukit berbatu muncul dari permukaan laut yang tenang, kereeeeeenn buanget dah, gue sukaaaa sekaleeee.

Sabtu, 14 Maret 2009

Halong Bay (empat)

Paket saya kan harganya 33$US, itu termasuk makan dan nginep semalem di kapal, juga naik kayak dan berenang bebas termasuk lihat stalagnit. Tetapi ternyata setelah para turis saling ngobrol sana-sini, harga paket nggak ada yang sama. Ada yang 45$US dapet 2 malem, tetapi ada yang bayar 65$ dua malem juga dan fasilitasnya sama dengan yang bayar 45 dollar. Kasian kan, sepertinya ada beberapa travel yang mau ambil untung sebesar-besarnya. Begitulah Vietnam...saya sendiri sulit cari ukurannya karena cuma saya yang nginep semalem.
Jrengggg...urusan harga yang beda2 dan bikin hati para turis dongkol pada akhirnya harus dikubur dalam-dalam, karena perut sudah menunggu panggilan makan siang. Betul aja, guide meminta kami turun ke ruang makan. Oh ya kapal ini ada tiga lantai, lantai pertama kamar-kamar, lantai kedua ruang makan bisa juga dipakai sebagai ruang santai bila nggak mau terlalu kena angin, sementara lantai tiga ruang terbuka untuk menikmati pemandangan kanan kiri, atas dan bawah...lengkap pokoknya, cuma anginnya cukup deras.
Sampai dimana tadi, oh ya guide ngundang makan...maka saya pun turun, kami dibagi dua kelompok, lalu dihidangkanlah ikan kukus, tumis kol, nasi putih, tahu goreng, capcai, kacang goreng sebagai pembuka dan ketimun di atur manis bersusun, ceritanya salad ngkaleee...bagi yang makannya sejenis pekerja berat, saya sarankan membawa makanan sendiri sebagai penguat lambung. Mau tau kenapa, makanannya menurut saya untuk manusia asia normal itu cuma cukup untuk dua paling banyak tiga orang tetapi ini dimakan lima orang.Saya sendiri yang sedang semangat-semangatnya makan jadi sedikit menderita atas beban yang harus dipikul.Ya nasib...ah saya bersyukur mengingat di tas membawa satu pak biskuit. Ah, akhirnya berguna juga tuh biskuit, memang sengaja saya bawa untuk P3K, pertolongan pertama pada kelaparan! Tapi untuk dipesawat, namanya juga naik air asia...masak laper dikit beli...makanya bawa cadangan, tapi nggak kemakan lantaran saya makan nasi lemak. Dan sekarang manfaatnya terbukti!

Halong Bay (tiga)

Jadi begitulah bapak2 & ibu2 sekalian, perjalanan yang melelahkan di mobil yang sedikit ber-ac, maksudnya dinginnya sayup2 lumayan akhirnya tuntas juga. Di pelabuhan yang terbilang cukup bersih, mungkin karena yang dateng ke sana turisnya tingkat dunia kali ya jadi dijaga banget soal kebersihannya. Ketika terjadi pembagian rombongan, pemisahan yang sepertinya menjadi aturan main mereka, kami masih harus menunggu. Guide alias minter Tang, obeng, paku, palu, clurit...empat kata terakhir nggak usah dibaca dan dipikirin! segera mengumpulkan paspor kami, semua tanpa terkecuali! Tujuannya? tauk deh, pokoknya kumpulin...jangan banyak tanya!!! Nah, sambil menunggu aba-aba berikutnya, banyak dari rombongan yang berlarian ke kios-kios yang berderet guna membeli air mineral. Harganya nggak mahal2 amat kok, ada yang 8000, itu yang paling murah, ada juga yang 12.000. Saya sendiri cuma celingukan, beli jangan...beli jangan? Masak sih nggak disediain minum nantinya di kapal. Sampai akhirnya rombongan dipersilakan masuk menuju dermaga, ketika berhenti menunggu urusan berikutnya saya sempatkan diri membeli air mineral, kebetulan ada satu kios tepat menuju pintu masuk dermaga. Harganya sebotol 15.000, gile...lu kire gue b...o...d...o, enggak ah, 10.000 mau nggak? Ente kasih ane bayar, kagak dikasih ane lari...maksudnya lari ke kios dideretan depan, biar nyebrang murah 7000. Betulkan dikasih juga, maka botol air saya tenteng dengan wajah penuh kemenangan meski sebetulnya rugi 2000 Dong, nggak apalah. Habis tadi kalo nyebrang ribet juga, koper gue dijagain siapa lha semuanya pada sibuk beli air, masak kudu gue seret2 nyebrang jalan lebar...ogah ah...
Di dermaga kapal bersusun-susun mirip ikan asin dijemur, rapet nggak ada luang satu meterpun, semua dipenuhi kapal-kapal kayu. Kapalnya keren2 juga, mirip kapal pesiar ada yang mewah ada yang sedang. Dan ternyata kapal saya bukan diantara keduanya, kapal saya masuk ke kategori jel...eh kurang caem maksudnya. Tua dan tak terawat...kacian deh, tapi selama dia masih mampu berlayar why not? begitulah hati saya menghibur...kami pun segera berlompatan naik ke kapal. Ada delapan orang dalam rombongan kami, duh senangnya jadi nggak kebanyakan manusia, nggak berisik, nggak ribet.

Jumat, 13 Maret 2009

Halong Bay (dua)

Jam setengah delapan saya sudah siap dengan koper beroda saya di depan Hostel, karena perjanjiannya mau dijemput jam 8 pagi. Sekitar jam 8 lewat 10 menit muncullah sang guide, masih muda, rada kumuh..he..he..maksudnya nggak keren gitu lho. Saya pun di giring ke bis mini. Setelah jemput sana-jemput sini perjalanan pun melaju ke pelabuhan. Seluruh isi bis melulu bule kecuali saya si guide & sopir... bule itu muda-muda makanya berisik, mereka saling berkenalan dan langsung pada bercanda. Jangan tanya bawaan mereka...ransel segede-geda karung beras 2 ton, membuat sesek mobil. Saya sengaja ambil tempat agak di depan sebelah kanan persis disebelah jendela. Sementara adik-adik bule diperintahkan duduk di bagian belakang. Saya bilang diperintahkan, karena sang guide yang mengaturnya.
Selama perjalanan sang guide hanya sebentar menjelaskan soal perjalanan kita, dia juga menyebut namanya Tang dan Tang selalu menyebut kami-kami ini my dear frend...asyiiiik.
Selama perjalanan hanya sekali istirahat, di salah satu tempat yang menjual makanan, dan juga apa lagi kalau bukan sovenir.Nggak banyak yang beli-beli di sana, paling pada pipis, setelah itu duduk-duduk.Setelah itu kembali kami masuk mobil dan melanjutkan perjalanan. Hampir satu setengah jam perjalanan tibalah kami di pelabuhan. Nah, saya mulai curiga nggak profesional setelah kelompok kami dipecah dan disatukan ke dalam kelompok berbeda. Kenapa saya curiga...ya curiga aja, kok dipisah-pisah lagi ya? Any way...saya berusaha untuk menikmati setiap keadaan yang ada, karena itu menjadi modal dasar saya dalam berkeliling dunia. Kalau sudah pakai urusan dongkol dan sakit hati dijamin perjalanan bakal makin menyebalkan dan buntutnya stres, sia-sialah semua biaya dan waktu yang kita korbankan untuk menghibur diri. Jadi nikmati setiap perobahan dengan hati ikhlas, banyak berdoa biar diberi kesabaran dan tersenyumlah pada dunia! (bersambung)

Halong Bay (satu)

Halong Bay adalah tujuan utama saya, karena itu saya segera membeli paket ke sana, karena lokasi yang jauh di luar kota dan waktu saya yang sempit nggak memberi saya peluang untuk mencari info lebih jauh tentang perjalanan menuju ke sana tanpa lewat paket travel.Jadi ya ambil paket di travel ajalah, ketimbang harus berurusan dengan orang-orang reseh. ia kan...ia kan...di hostel sebenernya jual paket Halong Bay, harganya 40$US 1 malam, cuma paket itu bukan dia yang buat sendiri tetapi punyanya travel lain, kalo yang paketnya dia sendiri sekitar 69$US untuk 2 malam. Seru sebenernya, karena pakai kegiatan tracking segala, cuma saya hanya punya waktu semalem jadi nggak bisa ikut paketnya dia. Lha kalo yg 40 ikut travel lain, mending saya cari di travel lain kabarnya bisa lebih murah. Tapi jangan kemurahan banget karena biasanya bisa nggak berangkat tuh...
Akhirnya saya beli paket tepat di sebelah Hostel travelnya namanya Fantasia, nggak ada hubungannya dengan coca cola, dijamin...saya dah tanya kok. Harganya 33$US, sebetulnya bisa lebih murah kalo jago nawar, lha saya ini cuma jago makan ya nggak nawar lagi.Tapi enggaklah rata-rata segitu kok, paling beda dua sampai tiga dollar, katanya ada yang 25, cuma saya nggak yakin bener, karena yang 33 yang saya beli ini juga udah rada nggak profesional...namanya juga muraaaa...kali yeee. Karena saya lihat brosur2 yang saya ambil di pusat informasi turis harga paketnya di atas 100$US semua...wuiiiihh.Kenapa saya bilang nggak profesional...ikuti kisah berikutnya...caelah kayak sinetron ya...

Water Puppets

Kalau sudah di Hanoi yang wajib urusannya lihat pertunjukan seni boneka yang dimainkan di atas air. Kabarnya di Ho Chi Minh juga ada pertunjukan yang sama, cuma kabarnya lagi (maaf belum ada kepastian karena saya sendiri juga belom lihat dengan mata dan kepalaku sendiri jadi masih menurut kabar). Ya kabarnya, pertunjukan yang di Hanoi lebih ciamik...baguslah alasannya mereka yang memainkan boneka lebih jago ketimbang yang di Ho Chi Minh, katanya begitu lho. Wah para turis berkulit putih sangat terkagum-kagum, menurut mereka spektakuler. Ruang pertunjukan memang selalu padat dengan rombongan turis terutama bule. Saya masuk dengan membeli tiket yang klas termurah 40.000, klas satunya 60 ribu...eh 50 ribu...eh nggak tau lah lupa tuh!
Eh jujur aja saya tuh nguantuuukk nontonnya, nggak ngarti bahasanya...tapi setelah tau boneka2 kayu itu dalangnya kudu nyelup plus berendem di air sepanjang pertunjukan yang sejam lebih itu, mendadak sontak gue terbangun dari alam bawah sadar. Gileee banget daya tahannya, pan dingin tuh. Jadilah saya ikutan bertepuk tangan seusai pagelaran, bravo...bravo...bravo...buruan keringin tuh badan ntar masuk angin. Saya jadi bertanya-tanya apakah dalangnya itu2 aja atau ada lainnya, kalau itu2 aja ampiuuuunnn...apa vitaminya tuh kuat banget. Karena dalam sehari ada beberapa kali pertunjukan, dasyat kan.

Hoan Kiem Lake

Nggak sah rasanya kalau mem bahas soal Hanoi nggak nyinggung-nyinggung Danau yang mendominasi pusat kota yang ribet itu. Danau yang ditengahnya terdapat Ngoc Son Temple ini betul-betul yang mampu menyelamatkan wajah kota Hanoi. Danaunya luas dikelilingi dengan pelataran dan bangku-bangku buat bersantai. jangan heran bila pagi siang dan malam di sekitar danau selalu ada saja yang mondar mandir menikmati sisi keindahannya. Waktu pagi saya juga sempat lihat ada gym terbuka, maksudnya ada beberapa alat untuk berolah raga dipasang dan berlatihlah para peminat dengan seriusnya. Mungkin itu sebabnya celebrity fitness atau fitness first nggak buka di sana, takut kalah saing kali yeee...eh denger-denger di sana kudu ati-ati sama barang bawaan, banyak "tukang sulapnya" (dosa kalo bilang tukang copet...fitnah itu namanya). Saya seehhh aman-aman aja, mungkin dikira seperguruan ya.

Hanoi Tak Lagi Kota Sejuta Sepeda

Saya masih inget jadul saat nonton felem felem yang menggam barkan kehidupan di kota Hanoi, pasti yang tergambar adalah ribuan sepeda hilir mudik, dengan pengemudi perempuannya memakai caping (ngerti nggak tuh, topi yang mirip topi pak petani di Indonesia). Saat ini ketika saya berada di pusat kota Hanoi gambaran sejuta sepedah dah sirna. Yang ada ribuan sepeda motor man! jangan ditanya bagaimana mereka mengemudikannya, yang pasti saat mau menyebrang jalan bersiaplah untuk berakrobatik bila ingin selamat. Atau paling enggak mereka yang jago main "gala asin" ilmunya bakal kepake di sini. Gala asin itu permainan tradisional masa lalu, kita harus ngelewatin garis-garis yang dijaga lawan...capek ah ngejelasinnya, salah sendiri kenapa lageee nggak lahir dijaman gue!
Hanoi dengan sejuta sepeda motornya jadi terlihat ribet, simpang siur. Saya paling suka menikmati pemandangan kaki limanya yang banyak dijadikan tempat makan. Ada bangku2 kecil disediakan, trus pembelinya duduk santai di trotoar sambil menikmati makanan yang dipesan. Begitulah Hanoi sekelebat yang saya lihat, sekelebat ya karena saya cuma dua malem di sana.

Kamis, 12 Maret 2009

Dapur Hostel

Masih tentang Hostel yang saya tinggali. Dapur tempat kita makan dan minum menyenangkan, kokinya yang masih muda-muda juga bersedia menerima pesanan makanan sesuai menu yang ditawarkan. Harganya sesuai kantong turis backpackerslah. Saol sarapan, para tamu disuguhi roti dan berupa-rupa selai yang rasanya manisssss semuahhh. Selain itu juga da mie semacam indomie gitu, jadi tinggal bikin diri. Minumnya, cuma ada teh dan kopi, tersedia sepuasnya. Air putih ada juga sih cuma panas, yaitu air yang buat nyeduh teh dan kopi. Mau yang dingin atau air mineral ya beli atuh! Eh, rotinya yang khas Vietnam itu enak lho, saya nggak suka roti tapi ngerasain roti di sana kok enak ya...apa karena gratissss?

Hore Inilah Hostel Saya

Setelah menjadi musafir kepepet, berjalan selama hampir dua jam, sampailah saya di Hostel yang saya tuju Hanoi Backpackers Hostel. Pemiliknya bule. Tempatnya menurut saya menyenangkan, rupanya sekarang ini hostel nggak cuma milik anak muda ajah. Saya lihat beberapa tamu yang usianya dan nggak mudah lagi, termasuk saya laaaaaahh! Biaya permalamnya 7,5$US termasuk makan pagi dan make internet sa sukanya, asyiiik kan. Kamar saya diisi 10 orang dengan posisi tempat tidur bertingkat, kamar mandinya dalam kamar cuma satu biar buat sepuluh orang. Bersih dan disediakan tisu. Oh ya saya juga dapet loker yang ada di bawak tempat tidur, cukup untuk koper saya. Alamat hostel 48 Ngo Huyen St. Hanoi, websitenya www.hanoibackpackershostel.com. Sementara emailnya max@hanoibackpackershostel.com. Lengkap kan, meski keberadaannya di jalan kecil, gedean dikit dari gang dijamin asyiiiikk dah.Sayangnya memang kita nggak bisa masak, seperti di hostel-hostel yang ada di Amrik, tapi menurut saya cukup oke, cuma kok ada barnya ya dan dijual minuman alkohol. Why...why????????????

Rabu, 11 Maret 2009

Biaya Taksi dari bandara

Lalu berapa sih sebetulnya biaya ke Old Qoarter dengan taksi dari bandara, menurut informasi pertugas hostel saya sekitar 20 sampai 25$US, lumayan kan bedanya. Itu pun kalau dapet taksi yang bener dan normal, kalo enggak? Tauk deh berapa banyak yang harus dikeluarin buat nyampe di hotel. Pokoknya urusan pertaksian di kota ini reseeeeeh kalo nggak lewat petugas hotel. Itu dah jadi omongan para turis yang ada di sana, dan saya lihat dengan mata kepala sendiri (yo masak mata kepala orang), cewek bule sendiri berdebat dengan supir taksi, akhirnya dia bayar dan bagasi pun dibuka dan si cewek ambil ransel gedenya, trus dia banting bagasi sekuat-kuatnya dengan emosi tinggi, si supir yang tetep duduk di belakang stri cuma tereak kecil, setelah itu saya lihat si cewek bule melangkah lebar2 mukanya asyeeeemmm...asyeeeemm cemberut, kesel campur dendam sejuta penampilan yang sangat nggak bersahabat. Wassalam.

Transportasi Ke Old Quarter Sebetulnya!

Yah begitulah sodara-sodara ternyata saya salah naik kendaraan, sebetulnya bukan bis yang harus saya naiki tetapi semacam kendaraan mikrolet tapi ini gedean dikit dan semua penumpng madep ke depan. Posisi mobil ini juga berada di depan pintu kedatangan, sono'an dikit ngkali ya. Makanya saya nggak lihat, atau guenya aja yang sok pd langsung naik bis, serasa di Soekarno-Hatta. Mobil angkutan resmi ini biasanya hanya mau jalan bila penumpangnya full, sekitar 12 orang. Biayanya 2$ kalau nggak punya Dong, kalo punya ya 25.000 perorang. Mobil ini tibanya persis di Old Quarter, pusat kota, persis di depan kantor Vietnam Airlines. Dari sana sebenernya hanya 200 meter ke tempat yang saya tuju, yaitu Hanoi Backpackers Hostel. Jadi kebayang kan saya kudu menyeret koper yang untungnya beroda (maaf saya anti ransel gede..he..he..maklum dah uzurrr takut urat punggung kecetit..hi...hi...hi....). Dari Harmoni ke Bunderan HI, minta ampuuunnn...sambil nyanyi bt...bt...bt...achhhhh!

Naik Bis Bandara

Kalau di kita ada Damri di sana juga ada cuma namanya beda, hanya aja petugasnya kok reseh ya. Keki banget saya, cantik-cantik kok ya nge bt in. Jadi gini nih ceritanya. Saya udah banyak denger soal supir taksi di sana yang harus diwaspadain pagi siang dan malam, makanya saya ogah naik taksi. Menurut informasi ada bis ke kota, tujuan saya Old Quarter, itu tuh wilayah ramainya di Hanoi. Maka saya pun dengan gaya penuh keyakinan keluar bandara dan mencari bis yang dimaksud, sebelah kanan pintu keluar betulll sudah ada bis mengantri. Saya langsung mengatakan tempat tujuan saya, ya betulll! begitu jawab petugas, sambil meminta saya memasukkan koper roda saya ke bagasi. Lalu setelah beberapa penumpang naik, maka bis pun bergerak, bis nya cukup keren ber ac dan nyaman pula. Pada petugas cewek yang lumayan centiklah, mungkin karena putih ngkaleee...saya ulangi lagi tujuan saya OLD QUARTER. Dia mengangguk dan bilang yes...yes...yes. Bandara di Hanoi ini di pinggiran kota, jarak tempuh ke kota sekitar satu jam-an lebih sedikit.Jadi setelah melalui perjalanan melintasi kampung, sawah dan lain sebagainya, berhentilah bis, oh ya biaya bis 25000 dong! Saya bingung berada di manakah saya ini? Sungguh saya lupa ambil peta di bandara, karena begitu yakinnya langsung keluar dan masuk bis. Tetapi menurut petugas yang putiiiih itu, mau ke Old Quarter turun di sini, disini tempat terakhir pemberhentian bis. Saya pun turun, dan PD banget langsung narik koper ke arah "perasaan" aja...sekedar membebaskan diri dari pengojek dan supir taksi yang mengerubungi...mirip di terminal Pulogadung. Jarak 1 km dari keriuhan tadi saya baru berani bertanya pada dua cewek berpakaian rapih yang sedang jajan makanan di pinggir jalan, sepertinya mereka pegawai kantor. Syukurlah salah satunya bisa "coro" Inggris, waktu dia lihat alamat tujuan saya di Old Quarter, dia bingggung. Itu jauh banget! Jadi rupanya tujuan saya sekitar Bundaran HI, tapi saya diturunin di Harmoni! Kurang asyeeeem!

Tukar Uang di Airport

Tiba di Hanoi tepat waktu, airportnya lumayanlah, nggak jadul nggak juga modern. Tetapi yang pasti memadai untuk standart internasional.Nggak ada pemeriksaan barang setelah pemeriksaan pasport di Imigrasi, semua berjalan lancar. Saya butuh Dong, mata uang Vietnam, tapi kok sayang ya kalau tukarnya di air port, pasti komosinya gede. Maka sekedar butuh ongkos, saya tukar 1000 bath saya. Dengan uang itu saya bisa membayar kendaraan ke kota.Ternyata betul aja komisinya 2$ US, gede ya.Mending tuker di money changer ngkaleee. Ah ya nilai Dong itu mirim2 rupiah kita...kacian deh...jadi 1$US kan di kita saat ini sekitar Rp12.000,-, dan di Vietnam itu 1$US sekitar 17.000 Dong.
Ternyata sodara-sodara...setelah saya berada di kota yang namanya money changer nggak ada yang "kaki lima", maksudnya yang biasa2 aja gitu, bukan bank. Saya ditunjukin tempat penukaran uang di bank ANZ yang memang buka counter di luar kantor banknya, jadi kita nggak perlu repot masuk ke banknya segala. Mau tau apa yang terjadi, komisinya tetep 2$ US, gile beneeeerrr. Jadi mau tuker 100$ kek, 10$ kek tetep dipotong komisi...huaaaa...aaaa...aaaa.(nangis maksudnya). Eh tau nggak dalam perjalananan serba ketat ini 2$ itu gede tauuuk!

Naik Air Asia Ke Hanoi

Saatnya saya harus menuju Hanoi sesuai dengan jadwal perjalanan. Pesawat saya berangkat jam 11 an, itu artinya tepat disaat jam makan siang. Dari pada saya kelaperan di negeri baru yang belum pernah saya kunjungi maka saya memilih makan siang di pesawat. Saya belum lupa nikmatnya nasi lemak, maka saya pesan itu dengan harga 90 bath. Minum? baru mau pesan pramugarinya sudah keburu mendorong gerobaknya. Pelayanannya kali ini memang ekstra kilat, mungkin lantaran jadwal perjalanan yang pendek.

Minggu, 08 Maret 2009

Tempat Wajib Dikunjungi di Bangkok

Grand Palace, lokasinya nggak jauh dari Pra Keow Temple buka jam 8.30 sampai 15.30. Patpong, wilayah wisata malam yang terkenal seantero jagad berkat hiburan serba "buka-bukaannya".Royal Barge Shed tempat melihat kapal yang dahulu digunakana sebagai kapal perangnya Thailand, tapi kini karena perang dah lenyap maka kapal tersebut digunakan sebagai pelengkap prosesi keluarga kerajaan pada saat-saat tertentu.Wat Arum salah satu milik Thailand yang sangat populer di dunia berbentuk pagoda dengan dekorasi kaya warna terbuat dari porselen China. Wat Benjamabopbit (marble Temple), temple unik yang dibuat dari marmer Italia dengan ciri Eropa kuno namun memiliki gaya arsitektur Thailand klasik.Wat Phra Kaew temple yang nggak kalah populernya disebut sebagai Emerald Buddha. Masih tentang Buddha yaitu Wat Trimit yang terkenal berkat sangat besarnya sosok Buddha yang dibuat dari emas murni, tinggi patung itu 3 meter, beratnya 5.5 ton. Besar mana sama Monas? Mau lihat Buddha beristirahat ada di Wat Phara Chetuphon. Chatucchak Weekend Market termasuk populer, segala macam barang dijual di sana dengan harga miring, hanya saja pasarnya terbuka jadi kalau siang pauannass rek...kalo hujan...ya basssah. Untuk kesana bisa naik Sky Train atau MRT. Selain itu ada floating market atau pasar apung, lihatnya mesti pagi-pagi. nah kalau mau lihat orang berantem pakai kaki dan tangan, ada dua stadium yang menggelar acara adu jotos itu, satu di Lumphini Boxing Stadium dan di Ratchadamnoen Baxing Stadium. Untuk menuju tempat2 itu ada yang bisa dicapai dengan Sky train ada juga dengan MRT atau cukup boat dan jalan kaki. Selebihnya ya dengan taxi...he...he eh ya bisa juga dengan bis kota. Caranya? buka petaaaa...gratis kok petanya bisa diperoleh di airport dan travel yang bertebaran dan juga informasi turis. Makanya kalau tiba di airpot jangan keburu mau nyampe di hotel, ambil dulu beragam peta. Kalau mau sedia payung sebelum hujan, bisa juga lihat peta lewat internet...usaha...usaha...usaha yeeeee.

Makan Nasi Ayam Terong


Ketikaberkeliling kota Bangkok dengan boat saya sempat kelaparan yang amat sangat dasyat, entah kenapa. Yang pasti saat itu memang jam makan siang sudah terlambat 2 jam, nggak salah kan kalau saya bilang lapernya maha dasyat. Nah, di pinggir jalan nampaklah sebuah tenda, ini namanya penampakan yang menggairahkan, bukan mengerikan. Ada panci-panci besar berisi lauk pauk, bebas babi, hanya ada ayam dan terong serta sayuran lain. Saya pesan sepiring nasi dan ayam kuahnya berikut terong, harganya 30 bath! Ternyata di meja juga terhidang lalapannya, toge dan sejenis kemangi juga ketimun, duh nikmatnya. Meski saya bukan orang Sunda saya pemakan segala jenis daun mentah kecuali daun pintu dan daun telinga! Duh togenya gede-gede dan segar, renyah banget saat digilas di dalam mulut, pas dengan sentuhan terong dan kuahnya. Siang itu merupakan makanan tersedap saya selama di bangkok, nggak cuma itu karena minumannya gratis tinggal ambil air es sepuasnya. Terima kasih Tuhan...