Rabu, 15 Oktober 2008

Harbour City Terbesar di Hong Kong

Di Hong Kong dekat dengan pelabuhan ferry ada pertokoan yang disebut Harbour City, kalau saja kita mau melihat-lihat seluruh toko yang ada di sana dijamin kaki pegel dan pinggang encok. Pusat perbelanjaan ini merupakan yang terbesar di Hong Kong dengan luas area 2 million square feet, itung sendiri deh jadinya berapa hektar! Di pertokoan empat lantai ini ada 700 toko aneka rupa dari yang bermerek kelas dunia, sampai yang ecek-ecek, 50 restorant. Disana juga ada dua bioskop dan tiga hotel berbintang. Yang saya suka di salah satu viewnya terlihat dari kaca jendela kapal besar sekali, karena lokasinya yang cuma bersebelahan dengan pelabuhan. Saya juga sempat melihat pameran lukisan dan patung di salah satu galery yang punya view menuju lautan lepas berikut terlihat kapal-kapal sedang bersandar.Asyiiik kan.

Madame Tussauds Hong Kong

Mau lihat patung lilin para pesohor dunia maupun China, sempatkan diri untuk mampir di Madame Tussauds yang ada di The Peak. Tiketnya lumayan mahal 140$HK, tapi cukup okelah, apalagi yang belum pernah mampir di Madame Tussauds aslinya yang ada di London, Inggris. Kalau cuma mau potret bareng Bruce Lee, bisa gratis kok, terserah mau diapain tuh si Mr. Bruce, asal jangan diangkat, ditangkep nanti. Ternyata jagoan kung fu ini bertubuh kecil ya, dan ramping, pasnya imut-imut gitu lho…

Tram kebanggaan Hong Kong

Usia kendaraan Tram ini tepatnya 120 tahun, namun yang digunakan saat ini tentunya bukan yang asli, karena yang asli wis tuo…kasihan kalau dipaksa untuk ngangkut penumpang, maka dibuatlah menyerupai aslinya. Pertama kali berfungsi tram ini di tahun 1888, dibuka oleh Gubernur Sir William Des Voeux, ini buka William anaknya Pangeran Chales bukaaaann…ini mah jaduul. Nah, tram pertama dibuat dari kayu dengan mesin coal fired steam boilers..he he ketahuan nyontek dari brosur! Nah, begitulah pada tahun 1926 tram ini mampu mengangkut 52 penumpang, tahun 1948, tiga tahun Indonesia merdeka (nggak ada hubungannya) tam ini memiliki 62 tempat duduk, lalu ditahun 1959 meningkat menjadi 72 tempat duduk dan di tahun 1989 tambah hebat lagi tram memiliki kapasitas 120 penumpang. Seiring dengan waktu semakin dipercanggih rupanya, kalau dikita seiring dengan waktu semakin dimesiumkan. Tram ini beroperasi setiap hari setiap 10 hingga 15 menit sekali dari jam 7 pagi hingga jam 12 malem! Harga tiketnya untuk dewasa 22$HK untuk sekali jalan, kalau mau PP 33$HK.

The Peak Puncaknya hong Kong


Wuaaah...inilah tempat yang sangat berkesan buat saya selama di Hong Kong, nggak tau kenapa sampai akhirnya saya jadikan sebagai kunjungan paling favorit dan berkesan mendalam..ceileee.
The Peak itu semacam Puncaknya Jawa Barat kali ya. Jadi kalau selama di pusat kota Hong Kong saya lihat gedung dari bawah, sehingga mengakui oh betapa tinggi dan angkuhnya dikau...tetapi di The Peak saya belihat gedung setinggi-tinggi apapun tetap berada di bawah saya dan saya bisa berseru dengan sombongnya, yah...segitu aja lo bedirinya, nggak bisa lebih tinggi lageee? Gedung-gedung itu bermunculan di antara pepohonan yang ada di The Peak sehingga kesannya seperti kotak-kotak mainan.
Lokasi The Peak dibangun dengan sangat modernnya, ada pertokoan, restorant dan tentunya terminal Trem yang terkenal seantero jagad! Restorant2 di sana lumayanlah buat kantong saya, tetapi ada satu restoran yang saya lihat rada murah, seperti di Restorant Hong Kong Day, saya ngintip di menunya yang dipajang di depan restoran, mie kuahnya 28$HK, mie bakso 32, nasi goreng 38 minuman berkisar 12-15. Ah ya, ditempat ini ada juga Mc D, dan supermarket Park n Shop, sebaiknya belilah minuman dingin disini juga buah-buahan dari pada di restorant kan.
Kelebihan The Peak ini adalah dia juga punya rute untuk penggila jalan kaki, jadi kita bisa menuruni puncak melalui jalan kecil yang dibuat, suasananya nyaman, sunyi dan teduh dan dijamin amaaan. Ah kalau ke Hong Kong saya wajib ke sana lageeee!

Naik Green Bus ke Peak

Untuk tiba di The Peak, itu lho puncaknya Hong Kong, ada tiga cara, dengan Greean Bus, atau bisa juga dengan bis tingkat, atau bertualang dengan trem. Saya pilih dengan green bss, tiketnya 7$HK, kalau dengan bis tingkat 9,5 $HK, dengan trem 22$HK. Kenapa dengan green bis, bentuk bisnya mungil, jadi nggak ramai, saya seolah naik bis khusus turis, padahal bis umum selain itu ya murah. Bisnya bersih dan menyenangkan, be ac dan rutenya yang meliuk-liuk menjadikan bis ini lebih lincah ketimbang bis tingkat yang berbobot besar. Saya naik bis dari terminal dekat pelabuhan ferry, setelah berjalan di jembatan yang panjaaaang, masuk mall trus turun ke bawah, ada terminal bis di sana, tinggal cari bis hijau tujuan Peak! Turunlah di pemberhentian terakhir.

Pasar Kaget di Temple Street

Ya, kalau mau makan sea food sepuasnya bisa datang di Temple Street, adanya cuma malam hari. Mengambil lokasi di jalan yang telah ditutup, kita bisa pilih restorant mana dan makanan apa juga bagaimana cara masaknya, terserah. Makanannya bagaimana enak nggak? Waduh maaf kelihatannya sih enak, cuma banyak yang nggak bisa saya makan seperti udang, kepiting, cumi, kerang…saya kan Advent, jadi maaf saya nggak bisa nyicipin, dari tampang bentuk dan penyajian juga aroma oke la yaw!
Diseputar lokasi tersebut juga ada pasar kaget yang menjual aneka produk, dari jam tangan hingga sepatu, dari kaus kaki hingga koper, semuanya ada. Soal harga pandai-pandailah menawar, saya nggak begitu berselera karena barang-barangnya menurut saya biasaaaa ajahhh laaaah…

Selasa, 14 Oktober 2008

Tarian Lampu di Malam Hari

Di sepanjang Avenue of Stars bila jam 8 malam kita bisa menyaksikan "Tarian Lampu" di seberang lautan. Lampu-lampu ini menari dengan panggung gedung-gedung tinggi diringi musik klasik yang dikumandangkan lewat pengeras suara yang menurut saya agak memble...maklumlah di tempat terbuka, sehingga kurang terbangun suasana megahnya. Namun, untuk segi keunikan bolehlah, sekedar membuat kejutan para turis yang datang berkunjung ke tempat itu. Lampu-lampu dengan teknik modern itu memang terasa kekompakannya, padahal kalau dipikir areanya luassss banget ya. Kadang diisi juga dengan sorotan tajam sinar laser. Pertunjukan ini berlangsung setiap malam.

Saya Ikut Tai Chi Class

Nah, seperti yang sudah saya infokan sebelumnya, dari buku kecil yang saya dapat dari Hong Kong Tourism itulah saya tau bahwa ternyata Hong Kong Tourism sedang punya gawe hingga April 2009. Dimana setiap turis bisa mengikuti kegiatan-kegiatan yang ditawarkan seperti; Ngikutin klas Tai Chi diajar oleh Master Mr. Ng (ngirit amat namanya ya). Di Hong Kong sang master ini ngetoplah, nah dia ajarin turis-turis secara gratis di lokasi dekat Hong Kong Museum Art. Selain itu ada juga klas Kung Fu, jadi kalo mau jago kaya Jacky Chan, ikutin aja klas ini. Eh Oom Jacky itu kungfu atau pencak silat ya...? Bukan hanya ilmu bela diri yang jadi target, tetapi juga Klas Feng Shui, jadi kita bisa belajar bagaimana ilmu per Feng Sui nan...ribet ya bahasanya, secara gratis. Ada juga klas mendalami perhiasan, klas memahami tata cara minum teh secara tradisional, bahkan ada juga klas membuat Chinese Cake dan mempelajari pengobatan ala Chinese...asyiiiik kan...asyik kan, semua itu ada jadwal harinya. Saya ikut klas Tai chi, pinginnya ikut klas pengobatan ala China, feng sui dan masak kue...biar bisa nyicipin gratis! Sayang harinya nggak pas, kecuali kalo di Hong Kongnya sebulan ngkaleee!

Jangan Lupa datangi Pusat Informasi Turis

Ya, saya ingatkan sebaiknya begitu kita menginjakan kaki di setiap tempat tujuan, jangan lupa untuk mencari Pusat Informasi Turis. Karena dari tempat itu kita bisa segera mengapdate info-info terbaru kejadian yang sedang berlangsung di tempat tersebut. Tentunya yang berhubungan dengan urusan turis menuris...hehe bahasa apa tuh!
Yah seperti info terbaru yang saya dapat waktu berkunjung ke sana yaitu program-program yang dilakukan Hong Kong Tourism selama waktu tertentu (cerita ada di posting berikutnya). Berikut ini alamat Hong Kong Tourism Board Visitor Information Service : Hong Kong International Airport, Transfer Area E2 dan Buffer Halls A & B Arrivals Level Terminal I; Lo Wu Arrival Hall,2/F Lo Wu Terminal Buiding; Hong Kong Island MTR Causeway Bay Station (dekat Exit F); The Peak Piazza (diantara The Peak Tower & The Peak Galleria); Kowloon, Star Ferry Concourse Tsim Sha Tsui. Visitor Hotline +852 2508 1234. Website: DiscoverHongKong.com. Komplit kan? Gue dah kaya Menteri Pariwisata Hong Kong dan sekitarnya. Foto dan cerita nggak kompak ha ha ha!

Naik Ferry Ke Hong Kong

Dari Kowloon ke Hong Kong cuma sepan- dangan mata, untuk melintasinya hanya butuh penyebrangan Ferry yang mondar-mandir setiap tiga menit. Jadi nggak perlu tunggu lama eh tau-tau udah ada lagi ferrynya. Biayanya sekali jalan 2,7$HK, murah kan. Untuk beli tiketnya nggak usah antri di loket tapi antrinya di depan mesin, enaknya mesin ini bisa kembalikan uang kita bila butuh kembalian. Nggak seperti naik bis, semua uang ditelan habis nggak perduli jumlahnya lebih atau kurang. Jarak antara Kowloon dan Hong Kong cukup ditempuh selama 15 menit, ferry lintas sebrang ini hampir kayak apotik buka 24 jam sehari cuma makin malem makin jarang. Asik juga ketika melewati laut yang bergelombang dan angin sepoi bertiup mengelus tubuh..deee sok puitis...

Senin, 13 Oktober 2008

The Avenue of Stars


Mungkin cinta-citanya mau seperti di Hollywood gitu lho, jalan yang diberi tanda cetakan tangan aktris atau aktor terkenal. Begitulah yang ada di The Avenue of Stars tak jauh dari public pier di Kowloon. Selain cetakan tangan para pesohor-pesohor di dunia film Hong Kong itu lebih luasnya daratan Chinalah, ada juga patung Bruce Lee sedang bergaya. Selain itu ada patung-patung para crew film sedang bekerja, termasuk sang sutradara. Bagi yang mau beli sovenir bintang pujaan Jacky Chen atau Bruce Lee di lokasi ini ada lho, tinggal pilih mau yang mana. Kita juga bisa berfoto dengan biaya 10$HK, cuma ukurannya imut, mau digedein? Bisa...asal tambah biaya!

Hati-hati Kalau Disapa

Ya, saya sempat kena tipu di taman oleh seorang yang berlagak jadi peramal saat berada di taman di Kowloon, Hong Kong. Rupanya virus semacam itu sudah menyebar juga di Avenue of Stars, lokasinya nggak jauh dari public pier. Ketika saya sedang duduk, setelah lelah berjalan, saya ditegor lelaki India muda. Hallo Madam! Ingatan saya langsung pada pengalaman di taman, langsung aja saya pasang muka kenceng, lelaki muda itu langsung kabur. Ternyata saya lihat dia mulai cari mangsa ke turis lain. Begitu juga ada dua lelaki India lainnya yang sengaja mencari turis yang sedang sendiri, terutama perempuan. Sepanjang yang saya perhatian dengan turis cowok apalagi bule jarang berhasil. Tetapi saya lihat seorang anak muda Asia, cewek, sempat menyisipkan 100 dollar HK ke buku yang dibukakan si India. Jadi hati-hati dengan trik-trik semacam ini, umumnya mereka berasal dari India, ada yang bersorban ada yang tidak. Saya sempat memotret ulah salah satu diantaranya saat sedang menjebak korban.

Kena Tepuu...di Kowloon Park

Kebisingan kota besar nampak- nya membuat saya rindu sejenak mengambil napas di tempat- tempat teduh. Tempat dimana pepohonan memberi kerindangannya, suara cicit burung penuh pesona dan gemericik air tanda alam masih berkuasa. Nah, ternyata apa yang saya inginkan ada nggak jauh dari hotel, tinggal jalan kaki saya temui Kowloon Park. Asyik banget tempatnya, rindang serindang kebun raya bogor, meski masih gedean di Bogor sih pohonnya. Tetapi saya ingatkan hati-hati alias waspada juga di tempat seperti ini, saya sempat kena tepuuu sama orang India yang berlagak jadi peramal. Saya pikir sih ya enjoy aja sih kalo dia mau ramalin, wong saya nggak minta. Tiba-tiba saja dia lihat saya trus menyapa eh, gue lihat nasib loe lagi bagus banget ya, kelihatan dari kening loe. Saya pun senyum, lalu diapun mulai bertanya asal saya, saya jawab eh nggak taunya dia ngajak salaman dan mulai keluar ramalan-ramalannya tentang saya. Saya cuma senyum2, eh udahannya dia buka buku trus suruh saya masukin duit. Saya tanya berapa? Terserah, ya gue masukin aja 10$HK, sebagai simpati aja. Eh mulailah dia kasih taripnya 300 s/d 900 $HK. Saya mulai ngomong agak keras gue nggak punya duit, mau nggak lo segitu kalo nggak mau ya udah gue ambil lagi. Eh dianya trus jawab oke...oke, ngajak salaman trus pergi. Saya pikir kalo dia maksa gue bakalan tereak atau ambil langkah 1000x1000! Duh dalam hati saya pikir kok betapa cerobohnya saya, memberi peluang orang yang baru saya kenal. Coba kalau dia pake magic, dimana setelah salaman gue nurutin aja apa yang dia minta...oh my God!

Kaowloon Public Pier

Ada tempat untuk duduk- duduk nyaman sambil meman- dangi gedung- gedung tinggi Hong Kong. Kalau siang memang agak panas, tetapi kalau pagi atau sore hari nyaman sekali. Saya senang sekali duduk-duduk di sini, sambil menikmati makan siang atau sekedar minum juice. Kapa-kapal dari ukuran kecil hingga yang ukuran super gede mondar mandir di sekitar pandangan. Wilayah ini termasuk obyek turisme yang paling banyak dikunjungi.
Pada hari libur saya juga melihat para TKW Indonesia berkumpul, ada yang berdua, bertiga maupun berlima. Mereka saling ngobrol, foto-fotoan dan bercanda. Saya ogah negor bukan sok gengsi, tetapi pengalaman saya negor mereka dicuwekin paling cuma dibalas sepatah dua patah kata...Menurut saya seperti ada kecurigaan gitooo...nggak salahin mereka sih, sangking seringnya mereka jadi obyek pemerasan sama bangsa sendiri, akhirnya gue dicurigain. Nasiiiibbb!

Minggu, 12 Oktober 2008

Mie Eunak Banget

Seperti di Macao, di Hong Kong ini setali tiga uang susah banget cari makanan halal, eh enggak deh di Hong Kong agak lebih mudah. Karena saya bisa makan masakan India yang halal, juga saya sempat lihat restoran Indonesia, meski saya enggak masuk, takuuuutt...harganya! Selain itu tak jauh dari hotel ada supermarket lumayan besar, dia terselip diantara toko-toko, nah sesekali saya beli satu kaleng tuna dan roti gandum, duh ternyata enak banget. Harga sekaleng tuna 9$KH rotinya 6,5$HK, itu bisa buat ransum saya selama satu hari. Kenyang dan nikmat apalagi ditambah pisang ambon yang saya beli juga, lengkaplah sudah.
Kalau mau mie hangat saya beruntung menemukan satu restorant yang menjual mie dengan sapi dan sayur juga pangsit. Harganya murah banget 17$HK, nggak ada yang semurah itu rata-rata semangkuk mie di sana 30$HK ke atas. Duh rasanya enak banget lho, mienya bukan mie kuning, tetapi mie putih (tapi bukan bihun lho). Kita tinggal pilih, mau mie pangsit, mie dengan sayur saja, atau mie dengan sapi! Restorannya ada di Ichang Street Tsimshatsui Kowloon, dari hotel tinggal jalan kaki!

Nasi Berani

Namanya sebenernya bukan nasi berani, cuma karena susah nyebutinnya saya pakai nama itu biar gampang ingetnya. Nasi ini masakan India, halal, rasanya kaya dengan bumbu dapur. Saya makan dengan lauk kare kambing plus diberi sambal warnanya hijau dan rasanya agak kayak rasa pensil..he..he..tapi saya suka banget. Satu porsi 35$HK, buanyak banget nasinya, bisa untuk berdua. Sebagai bonus disediakan satu botol gede air es. Silakan makan dan minum..hem...hemm! Banyak dijual di gedung lantai dasar hotel saya.

Dekat Kemana-mana

Ya, meski serba mungil dan terlihat suasa- nanya semera- wut, hotel saya ini termasuk menguntungkan, karena dekat dengan obyek turis. Mau nyebrang ke Hong Kong tinggal jalan kaki ke pelabuhan ferry yang jaraknya sekitar 10 menit. Lalu mau lihat pemandangan gedung-gedung tinggi di Hongkong dari sebrang laut juga tinggal jalan kaki. Mau...pokoknya tinggal jalan kaki, kecuali yang agak jauh seperti ke Peak (puncaknya Hong Kong), ya mesti naik bis atau trem. Mau ke pertokoan, ealah...hotel Taiwan berada di antara seribu toko. Secapeknya kaki melangkah tokoooo melulu, saya sendiri sampai sebeeell. Kalau mau sedikit santai di tempat-tempat hijau, ada taman bagus dan tenang, tinggal jalan kaki. Jalan kaki...jalan kaki...jalan kaki!

Kamar Mandi Tak Kalah Mungil

Kamar Mandinya nggak kalah mungil ternyata, itu pun kamar mandi rame-rame. Di kamar saya nggak ada fasilitas kamar mandinya, jadi saya harus gunakan kamar mandi bersama. Jangan kuatir meski mungil fasilitasnya ada air panas, tapi nggak ada tisu, dan amat sangat bersih. Saya sarankan agar ke kamar mandi menggunakan daster atau kimono, pokoknya yang mudah bukanya, nggak usahlah pakai baju dalam karena bakalan repot banget buka dan pakainya. Karena amat sangat sempit. Bagi saya semua itu nggak masalah selama kondisi dalam keadaan bersih. Oh ya sekedar info saya bersyukur di hotel saya ini yang tinggal turis2 Eropa, Amerika, Taiwan, Australia dan Jepang. Ada juga Philipina tapi bukan...ah nggak mau ah nanti disangka ras...sis!

Mungilnya Kamarku

Wow ternyata kamarku di Hotel Taiwan ini mungil bangeeeet! Kalau saya rentangan tangan untuk ukuran lebarnya nggak cukup, alias lenganku yang satunya harus nekuk. Itu artinya ukuran kamar saya yah beda-beda tipis sama liang kubur...he..he..he... Sungguh! coba saja ukur lebarnya sekitar 1.75 meter panjang 2,50 meter, tingginya yah ampir 3 meter. Tapi jangan kuatir ada TV dan AC juga serentet colokan listrik yang bisa dimanfaatkan untuk carge HP, dan batere. Nggak ada jendela keluar, kasurnya cukup empuk dan juga ada meja kecil. Soal AC sudah disetel setiap lima sampai sepuluh menit secara otomatis mati sendiri. Ya sih kebayang kalau AC terus menerus nyala sepanjang hari dan malam, udah bukan liang kubur melainkan kulkas! Saya sempet dikasih lihat ukuran kamar yang untuk 2 orang dan 4 orang, cukup nyaman. Yang saya senang di hotel ini sangat bersih, seluruh kamar baru saja di renovasi, pintu kamarnya modern bukanya pakai kartu bukan kunci.

Harga Kamar di Hotel Taiwan

Saya memang belum booking Hostel, lantaran jumlah depe yang diiminta minim jadi kredit card saya nolak. Nah, alamat yang saya bawa-bawa itu print dari internet. Ada satu yang menurut saya paling oke harganya, kesanalah tujuan saya. Berada di lantai 3, untuk naik lift ternyata mengantri. Setibanya di Hostel yang ternyata sama fasilitasnya dengan hotel, petugasnya bapak setegah tua, wuih tipikal orang Hong Kong sejati, tanpa basa-basi yang penting du..it. Saya lupa berhadapan dengan orang Hong Kong yang punya prinsip segalanya bisa ditawar. Waktu saya dikasih harga kamar segitu ya sudah saya terima saja, menurutnya dorm (sekamar empat orang) full yang ada satu kamar sendiri. Data yang saya punya untuk dorm 1 malamnya sekitar 15$US. Akhirnya saya dapat satu kamar untuk satu orang selama 3 malam plus 1 malam di dorm total biaya 450$HK. Saya bayar saat itu juga, ditambah deposit 100 $HK, dikembalikan ketika kita cek out. Catatan: jangan lupa minta karena dia akan pura2 lupa, kita tinggal kasih lihat catatan deposit kalo dia lupa. Keesokannya saya berubah pikiran 1malam di dorm batal saya mau di kamar aja, si oom minta tambahan 150$HK, eh saya iseng tawar 100$HK langsung dikasih. Oalah...nyesel nggak nawar waktu pertama masuk. Pengalaman...

Hitung UangMu

Di dompet saya cuma ada US$ dan Macao $, berarti saya butuh HK $. Sebelum sampai Hostel saya mampir di tempat penukaran uang dan menukar 100US, seharusnya dapet 700$ sekian gitu. Untung saja saya hitung dulu jumlahnya, ternyata kurang 100$. Waktu saya tanya buru2 dia kasih tambahannya sambil berlagak bego. Deee bego beneran baru tauk lu...
Eh, ternyata saya kaget banget pas sampai Hostel yang saya tuju, ternyata di gedung itu pada lantai dasarnya buanyak banget tempat penukaran uang dan kursnya juga oke, selain itu nggak ada yang belaga bego kayak pengalaman saya sebelumnya. Uang yang diberikan ke saya dihitung berulang-ulang. Tempat saya tuker uang berada di bagian depan sebelah kanan (ah ya saya tuker 100$US lagi berhubung dititipin temen beli tas dan sepatu). Ternyata meski keadaan di wilayah ini kelihatannya kurang nyaman, rupanya aman juga lho. Terbukti banyak orang tukar uang di tempat ini, berarti aman kan.

Wow Gile Beneeer!

Meski alamatnya jelas, tetap aja isi kepala ini belum konek bagaimana cara mencari alamat. Nama Hostel saya Taiwan Hotel Block A,3 rd Floor, Chungking Mansion, 36-34 Nathan Rd Kowloon. Nama jalan dah betul, tinggal menentukan nomor, cuma urutannya kemana ya kanan atau kiri? Syukur ada perempuan asal Indonesia yang ngomong2 deket saya, langsung dah saya minta bantuan. Lalu dia kasih tau cara ngurutin nomor gedung, "lihat saja angka di bawah nama jalan." Oh gitu, yah dari tadi kek. "Sie sie eh..makasih mBak ya, merdeka mBak!" Saya pun melangkah penuh kepastian.
Dan terjadilah kejutan, wow...gileee beneerrrr! Rupanya hostel saya termasuk diwilayah aduhai, bahasa halus dari agak-agak ngeri gitu lho. Soalnya banyak orang hitam, trus India plek..plek numplek disitu. Mereka berdiri-diri di sepanjang jalan, saya pun dengan berlagak bak mafia Hong Kong melangkah tenang. Eh, nggak satu pun lho yang deketin, di tangan saya memang ada selembar kertas, pertanda saya sudah punya "cantelan". Ah, jangan nilai manusia dari penampilannya, begitu kata hati saya sambil menenangkan diri. Memang menurut aturan main dari pemilik hostel kalau ada yang mau berbaik hati menawarkan hostel, tolak saja, bilang sudah booking! Meskipun belum. Ternyata di satu bangunan ini banyak sekali hotel dan juga hostel (sama ajalah) kalo di Hong Kong. Kita bisa lihat dari list yang terpampang. Kalau mau lihat-lihat dulu berlagak yakin aja, pergi ke tingkat yang kita mau tuju, begitu seterusnya. Pokoknya nggak usah tanya sama mahluk yang Item atau yang India. Yah kalau kepepet mau tanya, tanyalah pada petugas keamanan, biasa berdiri dekat lift dan orang China. Pakai kemeja putih celama biru...atau hitam? lupa saya.

Hallo Hong Kong

Dengan terkantuk-kantuk saya tiba di Hong Kong, yang menyambut saya pertama kali adalah dering HP, biasa ucapan selamat datang dan juga promo dari telkomselnya sono. Saya kaget banget karena ternyata terminal ferry di Kowloon ini canggih amat, kalah deh Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Terminal ini langsung menyatu dengan mall, jadi kebayangkan kemeriahannya begitu tiba. Saya langsung menuju hostel yang telah saya dapatkan informasinya lewat internet. Menurut petunjuk naik taksi cuma 20$HK, tapi bisa jalan kaki, saya pilih yang terakhir! Ceweq cantik yang jadi petugas informasi menjelaskan saya cukup jalan kaki satu blok ke arah kanan, lalu belok kiri. Nah, hostel saya katanya ada disekitar situ. Wow deket banget! Asyyiiik dah.

Ferry ke Hong Kong

Jangan pernah kuatir kalau mau ke Hong Kong dari Macao, karena ferrynya melaju setiap setengah jam sekali. Dimulai dari jam 7.00 hingga jam 12.30 dini hari, tetapi itu kalau hari libur alias kalender merah. Kalau hari kerja biasa hanya sampai jam 8.30 malemlah. Cuma saya sarankan jangan berangkat di hari libur dan juga usahakan pagi, siang atau tengah hari, karena kalau hari libur atau langit sudah gelap maka tiket ferry pun lebih mahal.
Selain itu jangan lupa tentukan tujuan mau ke Hong Kongnya atau ke Kowloon (ini di Hong Kong juga cuma disebut kota lamanya) dengan new Hong Kong dipisahkan laut nggak jauh kok. Di Kowloon harga hotel lebih murah ketimbang Hong Kong itu sebabnya saya pilih tinggal di Kowloon.
Nah, transpotrtasi dari Macao ke Kowloon ya cuma ferry biasa ( buat kita sih modern juga soalnya beda banget sama ferry Merak - Lampung, atau ferry Surabaya - Madura...jauuh buangeeet!). Tetapi transportasi Macao - Hongkong ada yang disebut Turbo Ferry, lebih laju larinee...zuuiinggg. Harganya, ya lebih mahal toh, dikit tapi. Untuk ke Kowloon tiket ferry saya seharga 155 MOP. Meski nggak semodern turbo, ferry yang saya tumpangi cukup keren, lajunya pun dasyat, meskipun gelombang di bulan September saya tetap bisa tertidur lelap lantaran goncangannya yang soft...alias lebut gicuuu.
Kalau mau tau keadaan ferrynya, yang pasti bersih, tertib, nggak bau dan ada kantinnya, juga LCD gede untuk lihat promonya Hong Kong. Perjalanan ke Kowloon sekitar 2 jam.