Sarapan Nasi Hainam

Maaf dipenggal dahulu cerita Phi Phinya, pagi itu sebelum melakukan perjalanan ke Phi Phi, saya dan teman berkeliling kota, melihat matahari terbit di...wah apa namanya ya, pokoknya dari hotel saya tinggal jalan kaki lurus nyebrang jalan, deket bangetlah. Selemparan batu anak kecil ajaib...he...he... Setelah motret2 mo pulang ke hotel, terlihat di sudut toko ada ibu-ibu jualan nasi hainam. Wuih asyik, setelah menegaskan bebas babi termasuk minyakminyaknya (maaf saya Advent jadi nggak makan babi!) dan juga bertanya harga seporsi maka kami pun pesan. Ternyata enak lho dan harganya 30 bath saja! Nggak sampe 10 rebu rupiah man! Kuahnya itu lho...trus sambal tauco (kira2, maklum bukan ahli masak) dicampur rajangan rawit uaaaahhh... suwer nggak bohong eunaaak, sebaiknya kalo ke Krabi mampir deh, bukanya jam 6 pagi jam 11 dah tutup. Pagi itu hidup terasa jauh lebih indah!

Phi Phi Island

Nah Phi phi Island dah populer ketimbang pulau-pulau lainnya, ada trip khusus dari travel ke sana dengan kapal besar, cukup satu hari tanpa menginap. Pergi pagi pulang sore harga paketnya 1200 bath per orang. Saya pikir kok kayaknya kalo pulang pergi cepet amat ya...saya pingin nginep di Phi phi yang populer itu. Maka saya membeli tiket perjalanan sekali jalan ke Phi phi, masih tetep di hotel tempat saya nginap Grand Tower. Harganya 250 bath termasuk penjemputan di hotel, lumayanlah. Berangkat jam 9 pagi. Di Phi Phi ternyata penginapan mahal, kata si travel, saya lihat di internet ya juga sih. Akhirnya takut jadi nomaden di pulau kecil itu maka saya pesan kamar lewat internet, 800 bath buat berdua! wuih....hampir tiga kali lipat dari harga kamar saya di Krabi. Demi sebuah rasa penasaran menginjak pulau populer itu maka harus saya jalani.Pagi hari saat dijemput, sebuah mini truk yg dimodifikasi buat penumpang sudah parkir di depan hotel. Gileee...kenyamanan setingkat lebih tinggi dibanding kenyamanan bagi kambing dan sapi..he..he..
Yang luar biasa adalah pelabuhan menuju Phi phi, ya ampun gaya amat, betul2 Thailand ini dalam menjual pariwisata siap banget. Pelabuhannya dibangun mirip airport mini, bersih dan keren berlantai marmer, diberi fasilitas troli mirip di airport kelas dunia. Canggih kan...Sementara disekitarnya selain lautan bebas juga ada hutan bakau meluas. Mulut saya pun ber cek...cek...cek...(maaf bukan memanggil mantan para petinggi KPK sungguh...ini kagum beneran lho).
Yang lucu, semua turis rupanya pertama kali menuju Phi Phi jadi nggak ada yg tau bagaimana prosedur buat naik kapal, ternyata harus cek in dulu di loket buat ambil tiket barulah masuk setelah ada pemberitahuan. Eh ini begitu sampe di pelabuhan langsung aja pada duduk, saat penumpang lain (pribuminya) pada masuk baru ikut2an, lha ya dicegat petugas disuruh cek-in, maka berebutlah semua turis termasuk saya di loket, lupa aturan antri-antrian...

Warung Terapung

Kalo kelaperan di Pulau Si jangan kuatir karena dilautan bebasnya, persisnya sih di pantainya berlabuh kapal yang menjual aneka makanan. Seperti hot dog, hamburger, padthai, aneka minuman dingin termasuk soda dan bir. Lengkaplah pokoknya jadi jangan takut kelaparan selama masih menyimpan lembar-lembar uang di dompet. Soal harga, yah namanya juga di pulau mahal dikit nggak apalah. Tapi nggak gila banget..contohnya padthai dijual 70 bath, begitu juga burger dan hotdog, ya kalo saya salah-salah dikit paling beda harga 20 bath nggak lebih...percaya deh!

Si Island Pulau Terakhir bagian 5

Kelebihan pulau terakhir yang kami kunjungi adalah bukit eh gunung eh bukit...ah nggak taulah pokoknya ada batu menjorok ke laut guedeeee buanget segede gunung bisa juga segede bukit...pusing kan? Nah, pantainya di sini nggak seberapa putih cuma luas sehingga banyak turis bersantai di sana, selain itu jaraknya nggak jauh dari Aonang, siapapun bisa berkunjung ke tempat ini tanpa perlu ikut trip tur empat pulau. Jujur aja di sini saya udah kecapekan buat berenang, saya memilih jalan-jalan, motret-motret dan duduk-duduk di pantainya menikmati angin dan juga pemandangan simpang siurnya manusia yang haus akan rekreasi. Cukup lama waktu di tempat ini sekitar dua jam, jadi betul-betul saatnya untuk bersantai. Di pulau ini sudah ada beberapa pedagang yang berjualan makanan, ada jagung bakar, rebus dan buah-buahan. Karena perut masih kenyang saya jadi nggak tertarik, beda kali kalo ditraktir.........Setelah saatnya tiba rombongan kecil kami kembali ke Aonang, ada korban, salah satu turis terpeleset di kapal kakinya lecet-lecet dan ada sedikit sobek. Eh penyelenggara tur tanggung jawab lho, langsung diurusin asuransinya dan setibanyanya di darat di antar ke klinik. Ah, seratus rebu yang membahagiakan...puji saya setelah tiba di kamar hotel...oaaaaaem nguantukk! Eit...belom mandi rambut kaku akibat air asin...ah!

Laparrrrr bagian 4

Tetep...dengan berbasah-basah saya naik kekapal, begitu juga turis2 lainnya, semua patuh.Di pulau berikut Top Island pemberhentian berikutnya Big menjanjikan akan ada acara makan siang eh makan nasi...inilah yang saya tunggu2. Habis tadi pagi cuma sarapan coklat susu dan bihun seduh di kamar, sst...jangan bilang2 saya bawa alat masak listrik, jadi bisa nyeduh coklat panas, bisa bikin indomie, bihun dan capcai...capcainya enggak deh. Nah kegiatan yang berenang-renang terus dan terus inilah yang menguras tenaga, cadangan bihun diperut cuma bertahan dua jam kaleee, sekarang perut saya nagihh...bahkan saya agak sedikit masuk angin. Itulah salah satu kelemahan saya kurang makan aja masuk angin... oeee...oeeee... puayah!
Sewaktu Big bilang mo makan horeeeee....dan betul setiba di pulau berikut kotak nasi dari steriofoam(nulisnya ribet) dibagikan, duh kecil amat. selain itu dikasih juga plastik berisi ayah kuah, ternyata setelah dibuka isinya cukup banyak, apalagi setelah dikunya, enak lho, saya langsung bersyukur terima kasih Tuhan, tur cuma Rp 100 ribu dapat perjalanan indah dan dapet makan. Nggak hanya itu, Big juga menyodorkan buah nanas dan semangka, wuih servisnya oke buanget ya... Saya makan dengan lahap juga para turis lainnya, biar nasi tetap aja tuh pada lahap...Di pulau ini laut tetep biru dan menggairahkan buat direnangi, hanya saja saya perhatikan pantai-pantai di pulau-pulau yg saya kunjungi nggak landai, nggak seperti Kuta atau pantai2 di Indonesia (ngkaleee ya...karena belom semua pantai saya datengin). Jadi ketika saya berenang agak ketengah, sedikit dari bibir pandai kedalamannya sudah berbeda. Bagi yg nggak bisa berenang amannya main-main aja di pantai...lanjut ke 5 sodara2!

Chicken Island bagian 3

Setelah berenang-renang ke hulu, berlari-lari ketepian....waktu habis saatnya naik ke kapal lagi, pake jaket pelampung lagi, dan berlayar lagi. Wuih dingin...ya ialah habis berenang memang nggak ada acara ganti dan mandi segala, langsung aja naik ke kapal dan kapal pun melepas sauh ngebut sengebut-ngebutnya, membuat percikan deras pada sisi kapal, ombak pecah begitulah wujudnya.Sekitar 15 menit kemudian kapal melambat dan akhirnya berhenti, tubuh kapalpun terombang-ambing di atas lautan biru. Big menunjuk ke arah pulau itulah Chicken Island, mengapa dinamakan chicken karena disitulah kolonel Sanders pernah terdampar...huaha..ha..ha...boong deng. Disebut Chicken karena di pulau itu ada karang berdiri dengan sombongnya yg kalo di lihat-lihat mirip kaki ayam, orang jawa bilang cekere nduk! Rombongan kami nggak merapat di pulau itu tetapi justru menjauh sedikit lalu berhenti total, mesin pun dimatikan, oh rupanya saatnya snorkeling, peralatan snorkeling disediakan gratis! asyik kan? Kedalaman laut sekitar 3 meter di dasarnya ada karang dan ikan2 hias yg bisa ditatapi sampe bosen. Maka adegan terjun bebas pun tampil dengan seronok...he..he...bahasa apa tuh. Ya gitulah maksudnya pada leloncatan ke laut, saya ikutan, tetep dengan ban, biar nggak capek. Kehebatan tempat ini air lautnya yang jernih, padahal kalo diperhatikan belum jauh-jauh amat dari pusat kota yang dipenuhi manusia.Ah, seandainya semua manusia bisa sadar arti kebersihan betapa nyamannya dunia, saya bisa berenang dimana aja, termasuk di muara angke....lanjutke bagian 4 yeeee

Empat Pulau bagian 2

Poda Island adalah pulau pertama yg kami singgahi, wow lautnya jernih booo...punya tiga lapis warna airnya. Hijau muda....hijau agak gelap dan biru...pasirnya pun putih. Dijamin siapapun yang nggak pingin berenang bakalan nggak nahan lihat airnya yang sejuk terasa. Waktu itu masih jam 9.30 pagi jadi panasnya belom seberapa, bahkan cenderung sejuk udaranya, ah....nikmatnya. Di sini semua turis dikasih waktu 1jam 30 menit, bebas mo renang kek, mo tiduran kek, mo jalan-jalan lihat sodara tua di pantai kek (monyet maksudnya), terserah... Bolak-balik guide yg namanya Big mengingatkan jangan pernah tinggalin tas dipantai tanpa dijaga karena sering di boyong monyet ke atas pohon, kalo dah begitu Big minta maaf nggak bisa bantu karena dia ngaku bukan keturunan supermen. Jadi sebaiknya semua tas ditinggal di kapal, aman dan tentram. Di pulau itu saya berenang sekaligus lihat ikan dan karang-karang, sambil mengambang di atas ban tiup yg sengaja saya bawa dari Jakarta. Lanjut bagian 3...

Sehari Empat Pulau Terlampaui

Jam 8.15 saya dijemput di lobi hotel, makai mobil kap terbuka yg dimodifikasi jadi mobil penumpang, tentu aja kapnya nggak lagi terbuka, tapi dah di tutup. Sisi kanan dan kiri tetap aja bolong...bisa ditutup dengan jendela darurat yang dibuat dari plastik yg digulung ke atas bila nggak dipake.Nggak usah ngebayanginlah kalo ujan turun dengan derasnya apa yang terjadi di dalam mobil.
Dengan kendaraan itulah saya plus para turis lainnya, yang hampir keseluruhan bule menuju Aonang, tempat mengawali perjalanan ke laut lepas. Soal Aonang nanti saya cerita ya...ini konsentarsi ke empat pulau ajaahh...
Di Aonang masing-masing disuruh menulis nama, alamat dan kebangsaan, guna asuransi. Setelah itu berangkatlah kami menuju pantai dan di sana sebuah perahu kayu bermesin sudah menunggu, mereka menyebutnya long tail... (betul sodara2..tlg dikoreksi bila salah). Inilah hebatnya luar negeri ya...begitu naik kapal masing-masing langsung diperintahkan menggunakan jaket pelampung demi keamanan. Di kapal itu ada 22 turis yang ikut, semuanya kebagian...secara kebetulan saya melirik ke sisi tempat duduk ya ampun di sana masih berderet jaket-jaket pelampung yg belum terpakai...hebat...hebat...hebat...perahu kayu begitu aja punya persediaan jaket pelampung sebanyak itu.....kalau di negriku....sudahlah...sudahlah.... lanjut...ke bagian 2 ya....

Cara Gampang Menikmati Perjalanan

Kali ini memang saya nggak mau terlalu susah dalam soal menikmati perjalanan. Contohnya, hotel beli lewat internet, meski cuma semalem, biar setibanya disana nggak repot nyeret2 koper.Lalu ketika sudah menginjakkan kaki di Krabi wajib dong mengitari pulau-pulaunya yang katanya cuantikkk luar biasa...ini menurut temen saya yang dateng lebih dulu ke sana. Nah, kini giliran mau menikmati perjalanan saya milih pake travel biro ajalah yang disetiap sudut kota Krabi pasti ada. Baik kecil maupun besar, dan disetiap hotel pasti juga ada urusan jual trip-trip perjalanan. Sangking banyaknya saya jadi bingung mau milih yg mana, dan sepertinya nggak boleh percaya hanya pada satu travel. Maka saya pun berkeliling, nggak lebih dari 3 travel dan betul aja harganya beda-beda. Pada akhirnya sata putuskan untuk beli trip tur mengunjungi empat pulau yang paling terkenal dan paling deket dengan Krabi. Empat pulau dalam sehari berangkat jam 8.00 pulang jam 16.00. Biayanya 350 bath, murah ya...memang ada sih yg nawarin 400, 500, tapi sepertinya 350 harga mentok! Kalau dirupiahin sekitar RP 100 ribu, oke juga, plus makan dan jemput anter di hotel lagi. Ada seeh yg 1000 bath, perjalanannya sama 4 pulau hanya kapalnya beda, bagusan dan makannya pun lebih berkualitas...katenyeee. Oh ya, saya beli paket turnya di hotel saya, soalnya bisa nawar sampe maluuu...saya perlu ingetin nih ya...karena Krabi ini termasuk obyek turisme baru jadi ada beberapa penjual paket2 tur yg rada sensitif kalo kita nggak jadi beli rada sewot jadinya...idiihhh. Mentalnya belom pada kuat kaleee...

Sepenggal Kehidupan Kota Besar

Meski sedikit ndeso Krabi punya wilayah modern lho, pertokoan, perkantoran berbentuk bangunan tinggi cuma nggak setinggi Wisma Nusantaralah. Yang hebat adalah jalanannya luas, maksudnya jalan rayanya, meskipun saya yakin antara jumlah kendaraan dan fasitas jalannya nggak seimbang, luasan jalannya. Mungkin sudah diperkirakan untuk lima tahun mendatang...ngkali lho! Nggak usah takut nggak punya kendaraan, karena di sana banyak tukang ojek, selain kendaraan umum yang merupakan modifikasi mobil bak terbuka yang diberi bangku panjang dan diberi atap.

Kota Krabi yang Senyap

Tiba di Krabi saya sibuk mengingat-ingat seperti kota mana ya di Indonesia. Yang pasti Krabi nggak seramai Sukabumi, enggak juga Cianjur...jadi mirip mana ya....??? Yah pokoknya jangan bayangkan seperti Bangkok, atau Phuket (eh saya belom pernah ke Phuket deh) maksudnya jangan bandingkan dengan Pattaya...uh jauh...Krabi itu sedikit ndeso gitu lho. Hotel saya yang saya pesan via internet (cukup murah 315 bath) jadi sekitar Rp 100 ribuan, berbentuk bangunan tinggi megah, saya dah girang wuih pasti kamarnya nyaman nih. Ternyata...ya ternyata kamar saya biasa-biasa saja meski ada kamar mandi didalam dan teve dengan siaran kabel sebesar 21 inc, paling menyedihkan kamar saya ada di lantai empat tanpa lift. Jadi kebayangkan saya nenteng koper ke lantai empat berhubung petugas hotelnya nggak ada, selain perempuan yang menerima sisa pembayaran kamar saya. Nasib...nasib...dah capek masih diseksa! Ah ya dari pangkalan tempat pemberhentian bis ke hotel saya tinggal jalan kaki. Nama Hotel saya, Grand Tower...keren kan? Fasilitasnya ada restorant (sekedarnya), ada wifi gratis, ada warnetnya dan ada travel bironya.Kamar saya nggak pake ac lho, cuma kipas angin.

Bandara Krabi, Selamat Datang!

Perjalanan KL - Krabi sekitar 1 jam 10 menit, saya tiba saat sore menjelang. Bandara Krabi sepertinya betul-betul disiapkan untuk turis internasional.Begitu rapih tertata, saya disambut para penjual tiket ke kota, karena dari bandara dibutuhkan waktu sekitar 45 menit untuk tiba di pusat kota Krabi. Dari pada naik taksi saya milih naik bis yang tiketnya 90 bath. Kualitas bisnya nggak sebagus damri, meski tetap pake ac, namun jelas terlihat bisnya usia tua. Kelebihannya adalah soal kebersihannya.

Lagi-lagi Pilot Perempuan

Wow...lagi-lagi pilot pesawat saya dari KL ke Krabi perempuan, namanya Nadirah. Mirip peragawati, cantik dan tinggi soalnya. Kelihatannya para pilot perempuan ini sadar ya punya daya tarik tinggi, itu sebabnya mereka nggak merasa aneh kalau ada yang mau berfoto atau memotretnya.Termasuk Nadirah yang ramah itu. Sekali lagi hidup perempuan! Hidup Nadirah!

Milih Tinggal di Hotel

Perjalanan ke Krabi esok hari dari ketibaan saya di KL, sengaja dipilih begitu karena kuatir jadwal pesawat yang sering nggak pasti. Sambil menunggu waktu, saya lebih memilih tinggal di hotel, menyepi di ruang internet. Panggilan untuk jalan-jalan ke KL kok nggak menarik ya, mending betul-betul menikmati LCCT yang saat itu berudara sejuk. Di hotel saya pun bisa duduk santai di ruang terbuka, ada mini market tersedia di sana, juga cafe yang menjual makanan dan minuman hangat.Itulah gunanya ipod dan buku yg dibawa.

Mau Tahu Kamar Tunes Hotel

Inilah hotel jenis baru yang memisahkan antara fasilitas dan servis. Harga dasar kamar saat itu saya dapat seharga Rp 300 ribu, lumayan tinggi, maklum saya pesannya empat hari sebelum kepergian. Harga itu khusus harga kamar saja, tanpa handuk, sabun shampo, dan ac. Jadi fasilitas cuma kipas angin yg ada dilangit-langit kamar, tapi jangan kuatir air dan selimut serta tempat tidur sangat nyaman digunakan. Selain itu tersedia fasilitas internet gratis di depan lobby hotel. Cukup nyaman kan...ukuran kamar yang rada sempit yah hitung2 tinggal di Perumnas.

Tempat Titip Barang di LCCT

Oh ya saat keluar bandara saya sempat melihat tempat penitipan barang, posisinya cukup mencolok dan luas. Saya intip biaya penitipan untuk 24 jam, koper kecil 10 ringgit, sedang 20, besar 30, ekstra besar 40 ringgit. Untuk bis ke Kuala Lumpur,mudah juga didapat. Ongkosnya mulai dari 8 ringgit.

Seringit ke Tunes Hotel

Begitu mendarat di LCCT, lha jujur aja ini pertama kali saya menginjakkan kaki di sini airportnya rada kisruh ya...maksudnya puadet, banyak manusianya. Mungkin karena musim libur ngkali yee... Sebelum keluar bandara temen saya sempet mampir ke counter untuk menanyakan nasib makanannya yg nggak diterina...jawabannya adalah sampai diJakarta teman saya diwajibkan menulis surat resmi komplain ke Air Asia! Duileee capek deh!
Setelah itu kami langsung menuju Tunes Hotel yang terlihat jelas dari bandara. Karena masih nggak yakin bisa jalan kaki ke sana, saya milih naik bis yg tersedia. Mbayarnya 1 Ringit, dibayar di hotel. Eh ternyata jalan kaki nggak jauh juga lho, nyatanya banyak juga tamu yang saya lihat berjalan sambil menyeret kopernya menuju hotel.

Monica Pilot Pesawatku

Dalam penerbangan Jakarta ke Kuala Lumpur, saat tubuh pesawat berada di atas awan putih dan langit biru cerah, saya dengar dari pengeras suara keterangan posisi pesawat, yang biasanya dilakukan kapten pesawat atau pilotnya. Nah, kali ini saya agak terkejut karena kok suara perempuan ya, apa pramugari yg ngomong? Tapi nggak mungkin kan pramugari jelasin posisi keberadaan pesawat. Rasa penasaran saya terjawab saat pesawat mendarat, ternyata benerrrr...pilotnya perempuan, cantik lho dan feminin juga ramah. Buktinya, begitu saya minta untuk motret dirinya, ia tak menolak. Inilah dia sang pilot wanita, ini saat pertama setelah berkali-kali naik pesawat saya disupiri kaum hawa. Hidup perempuan! Hidup Monica!

Akibat Eror

Sepertinya akibat petugas cek in eror berlanjut hingga pesawat terbang. Teman saya yang sudah pesan makanan via internet ternyata namanya tak muncul di data pramugari, akibatnya pesanan makanan nggak bisa disantap. Ah, syukurnya nasib baik datang, penumpang yang duduk di samping teman saya menyodorkan makanan pesanannya. Ia sedang kenyang. tadinya ia ingin menukar pesanan makanannya dengan minuman tetapi ditolak pramugari. Jadi makanannya pun dibungkus untuk dibawa pulang, nah mungkin lantaran lihat nasib teman saya yng kurang beruntung itu maka ia sodorkan makanannya, plus sedikit maksa agar diterima. Inilah yang disebut untung tak dapat ditolak....maacih ya Tante!

Pengalaman Saat Cek in

Yah sebaiknya saat cek in sedikit berkonsentarsi pada apa yang sedang kita lakukan. Kenapa? Ya ini ada kaitannya saat saya mau berangkat menuju KL sebelum melanjutkan ke Krabi. Memang sih, intinya saya nggak mengalami masalah apa-apa semua lancar, tetapi temen seperjalanan saya itu lho. Dia cerita petugas yang melayani kayaknya lagi eror...karena tiket temen saya diragukan apakah sudah dibayar. Sepertinya itu petugas nggak paham pemesanan on line. Untungnya ada temannya yang menjelaskan, dan masalah nggak selesai di situ, dia minta biaya air port tax, padahal temen saya sudah kasih, syukurnya stiker airport tax sudah ditempel di bording pas. Betul2 eror...lucunya dia sempet ngotot lagi, sampai temen saya dengan tenang tunjukin stikernya, barulah tuh petugas agak-agak malu...ngkali ye...Kalo eror mending cuti deh!

Krabi I'm coming...

Mulai hari ini aku mo cerita perjalanan ke Krabi yang kulakukan sejak kemarin 14 November 2009 sampai nanti 21 November 2009. Semoga saja disela-sela perjalanan bisa nulis laporan, kalo nggak sempet ya paling nanti dikodo sepulangnya dari perjalanan ini. He..he..dikodo, ngerti nggak artinya...disatuin maksudnye. Betul nggak temans? Perjalanan ke Krabi nggak bisa langsung, harus mampir di KL, sebel ya...padahal jaraknya nggak jauh-jauh amat. Karena pake pesawat super murah ya terpaksa tunduk pada aturan yang berlaku. Aduh padahal mo nulis lebih panjang cuma di ruang internet ini yg gratis, acnya mana tahan...kepala pusing, jadi nanti diterusin ya. Laporan ini di tulis dari ruang internetnya hotel Tune. Siang ini perjalanan berlanjut ke Krabi. Yuk ah, nanti diterusin ya...

Tuntas Juga Halong Bay

Ya akhirnya tuntas juga perjalanan di Halong Bay, jam 12.00 kapal sudah merapat, menumpahkan semua penumpangnya. Yah kalau dipikir-pikir dengan 33 US dollar murah banget ya bisa jalan-jalan naik kapal plus makan 4x ditambah naik kayak 45 menit, plus berenang bebas juga kamar yang resik dan tidur nyenyak. Satu perjalanan yang menyenangkan dengan biaya murah belum lagi melihat stalagnit yang memukau. Bagi saya murah lho, ya kalau dalam penyelenggaraannya kurang-kurang dikit pa boleh buatlah namanya juga tur ekonomis. Bagi yang bayar lebih sih kasian juga ya...Saran saya sebaiknya bila ingin tur di Halong Baynya langsung menghubungi travel penyelenggara jangan di travel-travel yang cuma mungut komisi doang.
Di pelabuhan saya dan rombongan sekapal bergabung dengan rombongan lain dipecah lagi dalam dua bis untuk mengantar kami ke hotel di Hanoi. Cukup lama juga menunggu jemputan yang datang, sebagian turis mengisi waktu sambil nongkrong dan minum bir, sebagian lagi asik ngobrol, ada yang main badminton. Eh ada yang ribut sama tukang semir sepatu, gara2 si tukang semir minta lebih dari biaya yang disepakati, karena katanya selain nyemir dia juga perbaiki sepatu dengan lemnya, padahal nggak disuruh. Ah, memang banyak banget yang reseh di Hanoi ini ya, tapi sepertinya hanya berlaku bagi mereka yang berkulit putih. Saya sendiri yang rada2 mirip mereka sama sekali nggak digubris!
Perjalanan ke Hanoi mobil saya penuh sesak, kasihan si guide nggak dapet tempat duduk, dia nempel diantara barang2, sekenanya. Sesusai makan siang, saya sarankan agar barang ditumpuk aja di depan pintu mobil, jadi dia bisa duduk, ternyata dia girang. Mungkin pikirnya ia ya...kok gue bego banget. Selamatlah dia dari dua jam yang melelahkan, karena bisa duduk normal.
Makan siang di restoran cukup enak dan banyak, ada ikan kukusnya enak banget, gue kenyang banget, lumayan buat modal di Hanoi he...he...he...he. Setibanya di Hanoi satu persatu turis dianter, memang nggak persis di depan hotelnya, cuma lumayanlah jalan sedikit yang penting nggak ngeluarin ongkos lagi. Bye...eh laporan hanoi belon tuntas lho masih ada cerita lain yang asyikkk punya, ikutin terus ya.

Makan Pagi di Halong Bay

Makan Pagi di perahu cukup menyenangkan, bisa ketemu roti dan minuman panas, meski yang disuguhi cuma segelas kecil teh tanpa gula. Selain itu ada telur ceplok dan selai serta mendega sebagai pengisi roti. Sebetulnya suguhannya sih biasa-biasa aja, cuma suasananya aja yang beda, karena ini merupakan makan terakhir saya di perahu dilindungi pemandangan yang serba indah. Sebentar lagi kapal bakalan tiba di pelabuhan terakhir, kami masih ada makan siang 1x lagi cuma nggak di kapal tapi di darat, di restoran jadi ya...ah sedihnya mau ninggalin Halong Bay yang cantik.

Halong Bay (sebelas)

Usai berkayak ria, akhirnya kami tiba di sebuah perkampungan terapung, di sana bagi yang berminat bisa tur melihat lokasi pengambilan gambar 007 si James Bond yang berjudul Nerver Dies (kalo nggak salah, nanti dikoreksi lagi kalo salah ya). Dengan perahu motor kecil bagi yang berminat silakan ikut bayarannya kudu nambah 40.000. Hanya sebagian aja yang berminat, yang lainnya milih leyeh2 di atas kapal. Saya ikutan, penasaran juga, kayak apa sih lokasinya. Caves Indochina bentuknya murip satu ruangan dipagari dinding batu cadas yang menjulang tinggi, nggak ada apa-apa di dalamnya, untuk masuk ke ruangan besar terbuka itu saja yang kelihatannya menarik karena melalui pintu gua yang dikejauhan kelihatan eksotis. Ya sarana itu dijual berkat si James Bond beraksi, kalo enggak sih yaaa...gitu deh.

Halong Bay (sebelas)

Saya sempat berenang di lautan yang airnya setenang air danau. Betul2 asyik, melompat dari kapal langsung byurrrr....seger buanget. Berenangnya memang nggak boleh jauh-jauh dari kapal jadi di seputaran kapal yang langsung dimanfaatkan saya dan para turis dengan ajang terjun bebas. Saran saya kalau rencana mau ke Halong Bay dan berenang, sebaiknya bawa pelampung, atau ban tiup sehingga bisa berlama-lama di air. Soalnya kalo enggak capek juga kaki ini mengimbangi agar tubuh tetap mengapung. Kalo ada pelampung atau ban kan enak tuh.

Halong Bay (sepuluh)

Mau lihat kamar saya di perahu, apik deh, dan sangat bersih, apalagi kamar mandinya, bersih banget, airnya pun mengucur deras. WC nya, wc duduk yang super clean, seneng juga waktu lihat kamar tersebut, padahal kapal saya terbilang kapal kayu tua, mestinya sudah agak bobrok dan bau, tapi ini sedikit pun nggak ada bau apek atau bau apa pun, yang ada bau saya yang wangiiii...hi...hi...hi..di kamar disediakan tisu. Tempat tidurnya empuk, disediakan selimut tebal dan ada ac, pada saat itu nggak dinyalakan karena udara sedang sejuk jadi nggak perlu. Ketika kita membuka pintu langsung ketemu alam bebas, jadi keren buanget...Apalagi kalo pas bangun tidur buka pintu, wah...indah deh pokoknya.
Saya sarankan bagi mereka yang ingin berbulan madu tolong pertimbangkanlah tour ke Halong Bay ini, dijamin sukses beraaat.Yang nggak mau bulan madu jangan kecil hati, juga menyenangkan kok.

Halong Bay (sembilan)

Masih tentang Halong Bay yang cakeeepnya nggak ketulungan itu, saya muji-muji abis mungkin juga lantaran saya sangat tergila-gila pada suasana tenang, sunyi dan tentram ngali yeee. Jadi antara kebutuhan jiwa dan apa yang diperoleh di Halong Bay ini klop banget.
Ketika mau naik kayak, kapal berlabuh di perkam- pungan kecil di tengah laut juga atuh. Nah, disana ada beberapa rumah terapung yang ditinggali penduduk dan juga petugas-petugas penyewa kayak. Saya juga melihat beberapa sekolah dasar terapung dimana atapnya tertulis gede-gede nama sebuah bank di Vietnam yang terkenal. Pesan sponsor, dia tau banyak mata turis yang melotot di alam terbuka itu.
Di seputar wilayah itu banyak juga warung terapung, maksudnya perahu-perahu yang dikayuh perempuan-perempuan muda menawarkan bermacam dagangan. Ada buah-buahan, ada juga minuman, biskuit, kopi, teh pokoknya segala yang ada di warung dijual di sana. Mungkin terasi nggak ada kali ya. Ada juga perahu yang hanya menjual buah-buahan saja, seperti yang saya foto itu. Tetapi hati-hati kalau belanja di warung terapung, sebaiknya minta dulu barang yang kita beli, baru kasih uangnya. Saya lihat sendiri, seorang turis di kapal saya membeli bir sepuluh botol, uangnya dia kasih dulu. Bir diberikan di kantong plastik, lalu dia buru-buru menjauh, ternyata setelah dihitung bir nggak sampai 10 botol! Waktu diteriakin agar penjualnya kembali, wooo...boro-boro balik, nengok aja nggak mau...kaburrrrrr! Kalau sudah begitu good by my love.....he...he...he...